Sabtu, 19 Maret 2011

Mengingatkan Saya Kembali Akan 'Rumah Masa Depan'.. -6DayMisi#21-

19 Maret 2011


Bismillahirrahmannirrahim...


Januari 2005 saat pertama kali saya kerja disebuah kantor besar, saya masuk dalam team yang jumlahnya 10 orang, 3 assistant team leader, 1 team leader dan 1 manager, total 15 orang. 9 teman baru yang saya dapat terdiri dari 2 laki-laki dan  7 perempuan, dan proses alam membuat saya dekat dengan satu orang yang bernama Mayang Kencana Dewi. Mayang gadis berkulit putih dan berkerudung, mungkin karena kami berdua sama-sama berkerudung sementara yang lain belum, kami jadi begitu dekat.. terkadang kita memanng  menjadi mudah dekat dengan orang yang punya banyak kesamaan. Kedekatan pun bertambah karena rumah kami searah, saya dulu tinggal di wilayah rawamangun dan Mayang di wilayah Klender. Saya bukan orang yang pandai berteman, teman dekat atau mungkin yang sudah saya anggap "tidak sekedar teman" jumlahnya ngga banyak, saya juga bukan tipe yang mudah bergaul, tapi memang kedekatan saya dengan Mayang terjadi begitu aja, kalau istilah anak muda biasanya chemistry-nya kena. Mayang adalah sosok yang lucu, lugu, polos, murah senyum, baik hati, agak manja dan kekanak-kanakan.


Kedekatan kami yang sangat intents hanya terjadi selama 8 bulan, sehubungan di bulan kesembilan saya harus berpindah team dan juga berpindah lantai. Karena saya kena shifting sementara Mayang office hour kami menjadi agak sulit untuk bertemu. Sempat sekali kami janjian ke Dufan dan beberapa kali ketemu untuk jalan namun bisa dibilang jarang, apalagi sejak akhir tahun 2006 Mayang punya kekasih, kami makin sulit untuk bertemu. Mayang adalah sosok yang mengajarkan saya tentang kesabaran, tentang ikhlas, tentang menerima "apa adanya" dan dia juga yang mempertemukan saya dengan pacar saya yang ke.-sekian-. (saya lupa yang keberapa, tapi dia salah satu pria baik yang saya kenal). Senyum tidak pernah lepas dari wajahnya, saya ngga pernah lihat dia marah atau mengeluh. Anak perempuan satu-satunya dari 5 bersaudara, hidupnya sangat penuh kasih sayang dan berkecukupan, mungkin itu yang menyebabkan dia menjadi sosok yang begitu baik dan selalu terlihat gembira.

Mayang pernah begitu disakiti oleh pria yang 3 tahun dekat dengan dia, tapi dia begitu ikhlas melihat pria itu jalan dengan seorang yang dia sebut sebagai sahabat, dan hebatnya mereka tetap bisa berteman baik.. Mayang sangat dekat dan dimanja ayahnya, dia sempat terlihat begitu down dan sedih sewaktu ayahnya meninggal, beberapa kali curhat dan menangis, sayangnya saya ngga bisa berbuat apa-apa selain mendengarkan dan membiarkan dia menangis.. Saya memang selalu speechless di keadaan-keadaan 'genting' orang-orang sekitar.. Beberapa kali saya liat dia begitu dikenal oleh tukang sapu di kawasan kami bekerja, mereka begitu akrab dan ramah pada Mayang, belakangan saya baru tau kalau Mayang suka membawakan mereka sarapan nasi uduk saat berangkat kerja.. Mayang jugalah yang mengajarkan saya indahnya berbagi..





Sewaktu kami naik angkot bareng dan saya mengeluh setengah marah karena angkotnya 'ngetem', Mayang nyolek saya dan dengan tenang dia bilang "Sabar bu, yang ikhlas dong.. supirnya lagi cari rejeki tuh, do'ain biar rejekinya lancar.." saya diam.. Ada lagi kejadian Mayang tertipu oleh orang lain dan itu bikin saya kesal dan mau bantuin marah ke penipu tersebut, tapi dia yang jadi korban malah bilang, "Ngga usah marah ndah.. orang itu berbuat jahat atau baik buat dirinya sendiri, kita ngga akan jadi miskin karena kebohongan dia, dan dia juga ngga akan jadi kaya karena kebohongannya, kita do'ain aja dia insyaf".. kembali saya diam... dan dalam hati sebenarnya saya bilang "terlalu polos nih anak..dia pikir dunia ini wonderland apa?! di dunia nyata tuh koruptor jadi orang kaya..." saya ngga berani ngomong begitu langsung ke dia, karena saya tau dia terlalu lembut untuk itu, tapi harus saya akui bahwa nilai-nilai kebaikan yang ada di dia bener-bener luar biasa...

Bulan Ramadhan tepatnya tanggal 10 Oktober tahun 2007 salah seorang teman mengabarkan Mayang sakit dan dirawat, Mayang masuk RS hari Senin dan kabar itu diterima hari Rabu, beberapa orang termasuk saya janjian untuk menengok Mayang di hari Jumat atau Sabtu, kami memang tidak mendapatkan gambaran sakit apa yang dialami olehnya. Hari Kamis tanggal 11 Oktober 2007 Allah SWT memanggil Mayang dengan tenang. Mayang meninggal di usia-nya yang ke 26.  Mayang adalah salah satu yang mengingatkan saya bahwa kita bisa dipanggil oleh-Nya kapan saja... semuda dan sesehat apapun keadaan kita. Percaya atau tidak banyak yang bilang jenazah Mayang harum dan terlihat cantik saat proses pemakaman... dan dia dimakamkan tidak jauh dari makam ayahnya.. Mungkin benar kalo ada beberapa orang bilang "jadi orang tuh jangan terlalu baik, biasanya cepat dipanggil"

3 tahun lebih Mayang telah pergi, setahun yang lalu saya sempat "didatangi" Mayang lewat mimpi beberapa kali, tapi saya tidak bisa menangkap pesan yang dia sampaikan, saat itu saya berinisiatif mengajak teman yang dulunya dekat juga dengan Mayang untuk mengunjungi Ibunya sekedar bersilaturahmi. Saya bertemu dan ngobrol dengan ibunya yang saat itu kondisinya sudah jauh lebih  baik dan terlihat ikhlas.  Kami sempat tertawa dan mengenang beberapa kelakukan Mayang di masa hidupnya.  Pulang dari rumah Mayang sebenarnya saya berkeinginan untuk datang ke makam Mayang untuk melihat dan berdo'a di tempat peristirahatannya, namun entah kenapa saya ngga ada nyali untuk melakukannya, saat sudah ada di pintu pemakaman saya berbalik dan langsung memutuskan pulang.

Dihari ke enam Misi#21 akhirnya saya memutuskan untuk menengok dan berdoa di tempat peristirahatan terakhir Mayang. Saat memasuki pemakaman, saya begitu deg-degan dan spontan saya menangis karena entah kenapa tiba-tiba saya begitu kangen sosoknya.. saya lupa posisi pasti  makam Mayang berada, akhirnya saya datang ke kantor Pemakaman dan mendapatkan petunjuk blok tempat Mayang dimakamkan. Baru pertama kali seumur hidup saya datang ke pemakaman seorang diri, dan untuk pertama kalinya juga saya berani "mengunjungi" Mayang, keinginan yang terpendam dalam 1 tahun terakhir. Makam Mayang terlihat begitu rapi dan terawat. Saya berdo'a dan menangis, saya berbicara seorang diri seolah-olah dia ada disana, saya takut dan saya ngga bisa menggambarkan apa yang saya rasakan, semuanya campur aduk. Sadar suatu saat saya pun akan tidur di tanah, tanpa tahu pasti akankah ada orang yang akan mengenang saya seperti saya mengenang Mayang saat ini.. Penjaga makam menghampiri setelah saya selesai berdo'a,  bertanya siapa saya, kami ngobrol beberapa saat dan dia cerita kalau dia cukup kenal dengan beberapa keluarga Mayang karena mereka sering datang untuk menengok Mayang dan ayahnya..


Diatas makamnya saya ngomong sendiri dan ngga peduli kalau ada yang bingung ngeliatin, saya sempat bilang dan saya berharap Mayang melihat di 'sana'.. "Mayang.. Allah memang terlalu sayang sama elo, makanya elo cepat dipanggil dari dunia yang ngga pernah bisa sebagus wonderland.. gw yakin lo jauh lebih bahagia disana, tapi semoga Allah terus melahirkan banyak "mayang" ke dunia ini, untuk mengingatkan akan banyak hal kepada orang-orang keras seperti gw, and u still in my heart.."

Hari ini adalah hari ulang tahun saya, dimana saya sadar sepenuhnya kalau waktu di dunia sudah berkurang untuk saya.. semoga saya bisa mempunyai hati dan pikiran yang jauh lebih baik...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar